Cerita Dr. Herman Felani, S.S., M.A.
Awal mula saya mengetahui kegiatan Bakti Nusantara adalah dari kolega yang sudah terlibat sebelumnya (Mas Ibnu), yang juga dosen di UII YOGYAKARTA. Dan saya memutuskan untuk ikut serta dalam kegiatan ini karena merasakan ada panggilan jiwa untuk ke sana.
Menuju Aik Mual, saya dan rombongan tim dokumentasi UII naik kereta api dari Yogya Ke Banyuwangi (12 jam), lalu naik kapal dari Ketapang ke Lembar, Lombok (14 jam). Sesampainya di Pelabuhan Lembar, kami dijemput bis BRIMOB ke asrama TNI Yonif 742/SWY di Mataram.
Sungguh saya merasa bangga bisa menjadi bagian dari orang-orang hebat dan awalnya merasa agak insecure melihat keakraban antarrelawan yang seperti kawan lama yang sedang bernostalgia. Sebagai pendatang baru, saya berusaha menyesuaikan diri dan ternyata semua relawan sangat easy going dan welcome. Bakpia Jogja berhasil mencairkan suasana. Hahahaha.
Saat tiba di Aik Mual, saya merasa terharu melihat tenda-tenda yang telah gagah berdiri dan bahagia melihat masjid dan kamar mandi komunal yang sudah terbangun. Sayang saya tidak bertemu langsung dengan warga masyarakat dalam wujud penyambutan secara tradisi lokal.
Salah satu momen berkesan saat berada di lokasi kegiatan adalah saat beraktivitas dengan warga dan saat bersosialisasi dengan sesama relawan, khususnya waktu ngopi di rumah pak Kadus dan surprise party ulang tahun Kak Icha dan beberapa relawan lainnya.
Selain itu, momen berkesan lainnya adalah saat salah satu teman diminta tinggal setahun bersama anak dari Pak Kadus dan beberapa warga menangis saat kami pamitan. Beberapa warga justru memberikan kami ketulusan hati mereka lewat ekspresi para warga terutama anak-anak.
Dan rasa haru pun muncul saat kami meninggalkan Aik Mual sambil menatap jalan dari atas truk TNI Yonif 742/SWY Mataram. Serasa beberapa bagian diri tertinggal di Aik Mual. Gambaran wajah-wajah warga muncul secara otomatis. Pak Mawardi selaku sesepuh warga menunggui truk kami dari awal hingga hilang dari pandangan seakan menyiratkan harapan untuk perjumpaan di masa depan.
Bersama relawan-relawan YTBN lainnya, awalnya saya merasa asing, dan siapa menyangka akan berakhir loving dan missing. Dan saya melihat bahwa ternyata relawan-relawan BN Aik Mual bukanlah orang-orang biasa, namun semuanya bersikap biasa-biasa walaupun telah mengerjakan sesuatu yang luar biasa.
Dan saya melihat bahwa perjalanan tim UII selama kegiatan hampir tidak pernah kumpul lengkap, karena kami melebur dan menyatu dengan tim relawan lainnya. Semua menjadi satu untuk bersama-sama menyukseskan kegiatan Bakti Nusantara. Oleh karena itu, besar harapan saya untuk bisa bergabung lagi di BN berikutnya.
Dr. Herman Felani, S.S., M.A. (Yogyakarta) - Tim Dokumentasi
Dosen
Instagram: @hermanfelanitandjung